Pada jurnal dalam video disebutkan bahwa larutan standar dibaca serapan maksimumnya pada rentang panjang gelombang 220 nm - 280 nm. Dan didapatkan serapan maksimum parasetamol 244 nm. Sedangkan pada jurnal yang saya baca, didapatkan hasil panjang gelombang maksimum parasetamol terdapat pada panjang gelombang 248 nm. Pertanyaan saya, apakah perbedaan panjang gelombang tersebut akan berpengaruh pada hasil akhir yang didapatkan? Jika berpengaruh, pada panjang gelombang manakah didapatkan hasil yang baik (lebih tinggi atau lebih rendah)?
Perbedaan panjang gelombang dapat mempengaruhi hasil akhir, karena puncak absorbsi yang berbeda dapat menghasilkan nilai absorbansi yang berbeda. Untuk mengetahui pada panjang gelombang manakah didapatkan hasil yang lebih baik dilakukan penentuan panjang gelombang optimum yang bertujuan untuk mengetahui pada panjang gelombang berapa yang dapat menghasilkan nilai absorbansi maksimum pada sampel, sehingga didapatkan nilai absorbansi yang akurat. Jadi, jika dalam suatu sampel memiliki puncak absorbsi pada panjang gelombang 248 nm, maka hasil absorbansi yang diperoleh akan lebih tinggi dibandingkan dengan panjang gelombang 244 nm. Sebaliknya jika dalam suatu sampel memiliki puncak absorbsi pada panjang gelombang 244 nm, maka hasil absorbansi yang diperoleh akan lebih tinggi dibandingkan dengan panjang gelombang 248 nm
Sesuai yang telah dijelaskan istiazah bahwa pada serapan maksimum untuk kafein 273 nm dengan absorbansi 0,553
Sedangkan pada jurnal yang saya dapatkan bahwa panjang gelombang maksimum untuk kafein 281 nm dan absorbansinya 2,651.
Nah pertanyaan saya mengapa didapatkan hasil panjang gelombang dan absorbansi yang berbeda dan apa yang menjadi penyebab terjadinya perbedaan tersebut?
Perbedaan panjang gelombang yang digunakan untuk mengukur absorbansi pada sampel dapat terjadi karena adanya variasi dalam metode pengukuran, instrumen, atau protokol yang digunakan dalam analisis. Nilai absorbansi bergantung pada kadar zat yang terkandung di dalamnya, semakin banyak kadar zat yang terkandung dalam suatu sampel maka semakin banyak molekul yang akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu sehingga nilai absorbansi semakin besar atau dengan kata lain nilai absorbansi akan berbanding lurus dengan konsentrasi zat yang terkandung didalam suatu sampel.
Pada jurnal dalam video disebutkan bahwa larutan standar dibaca serapan maksimumnya pada rentang panjang gelombang 220 nm - 280 nm. Dan didapatkan serapan maksimum parasetamol 244 nm. Sedangkan pada jurnal yang saya baca, didapatkan hasil panjang gelombang maksimum parasetamol terdapat pada panjang gelombang 248 nm. Pertanyaan saya, apakah perbedaan panjang gelombang tersebut akan berpengaruh pada hasil akhir yang didapatkan? Jika berpengaruh, pada panjang gelombang manakah didapatkan hasil yang baik (lebih tinggi atau lebih rendah)?
BalasHapusPerbedaan panjang gelombang dapat mempengaruhi hasil akhir, karena puncak absorbsi yang berbeda dapat menghasilkan nilai absorbansi yang berbeda. Untuk mengetahui pada panjang gelombang manakah didapatkan hasil yang lebih baik dilakukan penentuan panjang gelombang optimum yang bertujuan untuk mengetahui pada panjang
Hapusgelombang berapa yang dapat menghasilkan nilai absorbansi maksimum pada sampel, sehingga didapatkan nilai absorbansi yang akurat. Jadi, jika dalam suatu sampel memiliki puncak absorbsi pada panjang gelombang 248 nm, maka hasil absorbansi yang diperoleh akan lebih tinggi dibandingkan dengan panjang gelombang 244 nm. Sebaliknya jika dalam suatu sampel memiliki puncak absorbsi pada panjang gelombang 244 nm, maka hasil absorbansi yang diperoleh akan lebih tinggi dibandingkan dengan panjang gelombang 248 nm
Sesuai yang telah dijelaskan istiazah bahwa pada serapan maksimum untuk kafein
BalasHapus273 nm dengan absorbansi 0,553
Sedangkan pada jurnal yang saya dapatkan bahwa panjang
gelombang maksimum untuk kafein 281 nm dan absorbansinya 2,651.
Nah pertanyaan saya mengapa didapatkan hasil panjang gelombang dan absorbansi yang berbeda dan apa yang menjadi penyebab terjadinya perbedaan tersebut?
Perbedaan panjang gelombang yang digunakan untuk mengukur absorbansi pada sampel dapat terjadi karena adanya variasi dalam metode pengukuran, instrumen, atau protokol yang digunakan dalam analisis. Nilai absorbansi bergantung pada kadar zat yang terkandung di dalamnya, semakin banyak kadar zat yang terkandung dalam suatu sampel maka semakin banyak molekul yang akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu sehingga nilai absorbansi semakin besar atau dengan kata lain nilai absorbansi akan berbanding lurus dengan konsentrasi zat yang terkandung didalam suatu sampel.
Hapus